Bimbingan Belajar (Bimbel) merupakan hal yang dibutuhkan oleh masyarakat masa kini. Terlebih untuk siswa Sekolah Dasar (SD) yang mana pada umur tersebut, materi yang dapat diserap siswa amatlah mudah untuk masuk. Kedepannya, dengan adanya bimbel ini dapat meningkatkan tumbuh kembang siswa. Bimbingan Belajar dilaksanakan selama dua hari dalam satu pekan. Metode pengajaran dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang mana nantinya dimentori oleh satu sampai dua mahasiswa. Kelompok kecil tersebut dibagi per kelas.
Antuisias
para siswa cukup melebihi ekspetasi kami. Yang awalnya kami kira hanya belasan,
namun ternyata mencapai dua puluhan lebih. Hal ini membuat mentor bekerja lebih
ekstra dalam mengajar. Namun, hal ini bukanlah masalah yang berarti.
Walau tanpa bantuan seperti alat praga dan
media pembelajaran, namun para siswa tetap dapat mengikuti alur yang disampaikan
para mentor. Para siswa juga cukup antusias dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh mentor.
Bimbel
kami lebih mengedepankan pembelajaran santai dan kekeluargaan. Dalam artian,
kami tidak ingin menggunakan metode guru dan murid. Namun, lebih ke arah kakak
& adik. Sehingga para siswa tidak perlu sungkan dan bebas bertanya apapun.
Pun juga para mentor sudah kami bekali agar tidak keras dalam mendidik siswa.
dengan demikian, para siswa bisa santai dan tidak merasa tertekan.
Beberapa
siswa berkali-kali menunutut agar bimbel kami ditambah jamnya. Hal ini
menunjukkan bahwasannya bimbingan belajar kami membuahkan hasil. Menimbulkan
efek kerinduan dan rasa kangen kepada para siswa. hal ini merupakan bentuk
pembelajaran hal baru. Yang mana biasanya siswa amatlah meresa terbebani saat
pergi ke sekolah, namun saat pergi ke bimbel kami mereka tampak bahagia. Hal
inilah yang menjadi target kami. Kami tidak lagi meminta audience untuk hadir,
namun sebaliknya. Siswa menuntut agar bimbingan belajar kepada kami.
Adapun
kendala kami, adalah mentor tidak bisa terlalu mendalami materi yang ada pada
buku Paket. Karena kurikulum yang diberikan pada tahun 2022 ini, amatlah
berbeda jauh dari sepuluh tahun terkahir. Terlebih, kini siswa SD tidak lagi
menggunakan mata pelajaran, namun digantikan dengan “Tema”. Yang mana lebih
pada mengedepankan nilai-nilai Pancasila, budaya, dan sosial.
Kendala
lain yang kami hadapi, adalah kehadiran audience, yang mana disini adalah para
siswa juga tengah melaksanakan kegiatan lain yakni madrasah (sekolah islam) dan
juga mengaji bersama di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ). Beberapa siswa
mengeluhkan jadwal mereka yang tidak dapat menghadiri les karena bertabrakan
dengan hal tersebut.
Terakhir,
kami juga cukup kesulitan dalam mengondisikan anak-anak, terutama untuk kelas
IV & kelas V, yang mana amatlah aktif dan kadangkala kami hilang kendali
atas control mereka. Nantinya hal ini akan menimbulkan efek domino yang
menyebabkan kelompok lain juga kehilangan fokus atas materi yang tengah disampaikan.
Setelah
kurang lebih dua minggu kami mengadakan bimbel, tiba saatnya untuk penutupan.
Kami merasa banyak hal yang perlu dibenahi. Masih banyak evaluasi yang harus
kami dalami kembali. Harapan kami, ke depannya, walau bimbingan belajar kami
sudah usai, para siswa tetap bisa untuk terus mendalami materi dimanapun itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar