Pelestarian lingkungan merupakan suatu upaya yang sangat
dibutuhkan terutama terkait dengan kondisi saat ini. Kegiatan pelestarian tidak
hanya dilakukan di wilayah-wilayah dataran rendah ataupun dataran tinggi.
Wilayah pesisir juga perlu untuk diperhatikan kelestariannya. Konsep
pelestarian lingkungan yang ada di wilayah pesisir atau wilayah non pesisir
seperti di daerah perkotaan jelas sangatlah berbeda pelaksanaannya. Jika di
wilayah perkotaan permasalahan lingkungannya berhubungan dengan polusi atau pencemaran
lingkungan dan hutan yang gundul. Dalam hal ini, upaya pelestariannya dilakukan
dengan reboisasi yaitu penanaman hutan yang telah gundul. Berbeda dengan
pelestarian yang ada di wilayah pesisir. Permasalahan lingkungan yang ada di
wilayah pesisir berkaitan dengan adanya abrasi pantai. Upaya yang bisa
dilakukan untuk mengatasi adanya kerusakan lingkungan yang ada di wilayah
pesisir, salah satunya dengan melakukan kegiatan penanaman mangrove.
foto bersama karang taruna dan masyarakat sebelum penanaman mangrove |
Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan
merupakan salah satu desa yang ada di wilayah pesisir. Sebagian besar pantai di
Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan telah mengalami kerusakan
ekosistem akibat dari reklamasi, pembuangan limbah dan sampah, aktivitas
pencarian ikan, kenaikan debit air laut dan lain-lain, begitu pun pantai di
dusun kami. Aktivitas nelayan dalam mengoperasikan kapal-kapal pencari ikannya
merupakan salah satu faktor utama perusak ekosistem pantai kami. Segala
aktivitas nelayan selalu dilakukan di garis pantai, mulai dari pengecetan
perahu atau kapal, tempat sandaran, pembenahan jaring dan lain-lain. Banyak
aktivitas tersebut diikuti dengan kegiatan pengerukan laut dangkal sekitar
pantai dengan dalih agar perahu atau kapal-kapal para nelayan tidak kandas,
juga kegiatan reklamasi pantai sebagai upaya menyediakan tempat sandaran dan
pembenahan sarana perahu atau kapal-kapal para nelayan. Melihat peristiwa
tersebut, maka perlu adanya gerakan penanaman Mangrove. Tujuan penanaman mangrove diantaranya yaitu :
·
Memperbaiki
kerusakan di wilayah pesisir
·
Mencegah
abrasi pantai
·
Untuk
mencegah terjadinya tsunami
·
Sebagai
tempat pemijahan,tempat mencari makan,dan tempat tinggal biota laut.
Dengan
demikian Manfaat penanaman
mangrove seperti Ekosistem laut dapat
terjaga (
keseimbangan ekosistem mangrove,lamun,dan terumbu karang)
dapat dirasakan oleh masyarakat desa patereman, kecamatan Modung,Bangkalan.
proses penanaman mangrove |
Gerakan
penanaman mangrove dilakukan oleh kelompok KKN 29 UTM dalam rangka memperbaiki
ekosistem laut yang ada di pesisir desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan.
Kegiatan penaman mangrove ini merupakan salah satu program kerja dari kelompok
KKN 29 UTM. Pelaksanaan dari kegiatan penanaman mangrove yaitu pada hari selasa
tanggal 23 juli 2019. Pelaksanaannya dimulai pukul 15.00. kegiatan ini
melibatkan perwakilan masyarakat dan karang taruna desa Patereman. Waktu yang
diplih sore hari dikarenakan, waktu laut mengalami surut dan perwakilan masyarakat serta karang taruna bisa
ikut serta dalam kegiatan penanaman mangrove. Jumlah mangrove yang ditanam
yaitu sebanyak 50 bibit mangrove. bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan penanaman mangrove selain tanaman mangrove yaitu bambu. Tujuan
penggunaan bambu adalah sebagai tiang penyangga bibit tanaman mangrove
sehingga, ketika laut mengalami pasang tanaman tidak tergerus.
proses penanaman mangrove dengan masyarakat |
Kegiatan penanaman mangrove
sangat berdampak
besar terutama bagi lingkungan pesisir.
Adanya kegiatan penanaman magrove dapat memberikan dampak yang sangat penting
bagi terjaga dan lestarinya ekosistem laut serta melindungi lingkungan menjadi
lebih aman dan terhindar adanya abrasi laut. Suatu kegiatan tentunya tidak lepas dari
hambatan-hambatan baik dalam proses persiapan ataupun pada saat pelaksanaan. Kendala yang ada dalam kegiatan penanaman
mangrove diantaranya yaitu :
a. Daerah
yang terdapat penanaman mangrove tempatnya jauh sehingga memerlukan kendaraan
untuk mengambil bibit magrove yang akan ditanam.
b.
Daerah
tempat penanaman mangrove harus ada tempat air payau dan juga air asin.
c.
Adanya
kesulitan dalam menentukan waktu surut air laut
Melihat kendala-kendala yang ditimbulkan
dalam kegiatan penanaman mangrove, maka solusi yang bisa diterapkan untuk meminimalisir
kendala yang ditimbulkan diantaranya yaitu :
Perlu
adanya koordinasi antara kelompok KKN 29 dengan masyarakat desa serta kepala desa terkait dengan cara yang dapat
digunakan untuk mengambil tanaman magrove yang letaknya jauh dari posko serta memerlukan
seseorang yang ahli dalam bidangnya untuk dapat menentukan waktu surut air laut
agar pelaksanaan penanaman mangrove dapat berjalan dengan lancar.
penanaman mangrove oleh karang taruna |
penanaman mangrove dengan salah satu siswa SD |
mangrove yang telah ditanam |
dokumentasi setelah penanaman mangrove |
foto bersama dengan karang taruna, bapak SEKDES dan masyarakat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar