Gerakan Penanaman Mangrove Oleh Kelompok KKN 29 UTM Bersama masyarakat desa Patereman.


Pelestarian lingkungan merupakan suatu upaya yang sangat dibutuhkan terutama terkait dengan kondisi saat ini. Kegiatan pelestarian tidak hanya dilakukan di wilayah-wilayah dataran rendah ataupun dataran tinggi. Wilayah pesisir juga perlu untuk diperhatikan kelestariannya. Konsep pelestarian lingkungan yang ada di wilayah pesisir atau wilayah non pesisir seperti di daerah perkotaan jelas sangatlah berbeda pelaksanaannya. Jika di wilayah perkotaan permasalahan lingkungannya berhubungan dengan polusi atau pencemaran lingkungan dan hutan yang gundul. Dalam hal ini, upaya pelestariannya dilakukan dengan reboisasi yaitu penanaman hutan yang telah gundul. Berbeda dengan pelestarian yang ada di wilayah pesisir. Permasalahan lingkungan yang ada di wilayah pesisir berkaitan dengan adanya abrasi pantai. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi adanya kerusakan lingkungan yang ada di wilayah pesisir, salah satunya dengan melakukan kegiatan penanaman mangrove.

foto bersama karang taruna dan masyarakat sebelum penanaman mangrove
Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu desa yang ada di wilayah pesisir. Sebagian besar pantai di Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan telah mengalami kerusakan ekosistem akibat dari reklamasi, pembuangan limbah dan sampah, aktivitas pencarian ikan, kenaikan debit air laut dan lain-lain, begitu pun pantai di dusun kami. Aktivitas nelayan dalam mengoperasikan kapal-kapal pencari ikannya merupakan salah satu faktor utama perusak ekosistem pantai kami. Segala aktivitas nelayan selalu dilakukan di garis pantai, mulai dari pengecetan perahu atau kapal, tempat sandaran, pembenahan jaring dan lain-lain. Banyak aktivitas tersebut diikuti dengan kegiatan pengerukan laut dangkal sekitar pantai dengan dalih agar perahu atau kapal-kapal para nelayan tidak kandas, juga kegiatan reklamasi pantai sebagai upaya menyediakan tempat sandaran dan pembenahan sarana perahu atau kapal-kapal para nelayan. Melihat peristiwa tersebut, maka perlu adanya gerakan penanaman Mangrove. Tujuan penanaman mangrove diantaranya yaitu :
·         Memperbaiki kerusakan di wilayah pesisir
·         Mencegah abrasi pantai
·         Untuk mencegah terjadinya tsunami
·         Sebagai tempat pemijahan,tempat mencari makan,dan tempat tinggal biota laut.

Dengan demikian Manfaat penanaman mangrove seperti Ekosistem laut dapat terjaga ( keseimbangan ekosistem mangrove,lamun,dan terumbu karang) dapat dirasakan oleh masyarakat desa patereman, kecamatan Modung,Bangkalan.
proses penanaman mangrove


Gerakan penanaman mangrove dilakukan oleh kelompok KKN 29 UTM dalam rangka memperbaiki ekosistem laut yang ada di pesisir desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan. Kegiatan penaman mangrove ini merupakan salah satu program kerja dari kelompok KKN 29 UTM. Pelaksanaan dari kegiatan penanaman mangrove yaitu pada hari selasa tanggal 23 juli 2019. Pelaksanaannya dimulai pukul 15.00. kegiatan ini melibatkan perwakilan masyarakat dan karang taruna desa Patereman. Waktu yang diplih sore hari dikarenakan, waktu laut mengalami surut dan perwakilan masyarakat serta karang taruna bisa ikut serta dalam kegiatan penanaman mangrove. Jumlah mangrove yang ditanam yaitu sebanyak 50 bibit mangrove. bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan penanaman mangrove selain tanaman mangrove yaitu bambu. Tujuan penggunaan bambu adalah sebagai tiang penyangga bibit tanaman mangrove sehingga, ketika laut mengalami pasang tanaman tidak tergerus.  



proses penanaman mangrove dengan masyarakat



Kegiatan penanaman mangrove sangat berdampak besar terutama bagi lingkungan pesisir. Adanya kegiatan penanaman magrove dapat memberikan dampak yang sangat penting bagi terjaga dan lestarinya ekosistem laut serta melindungi lingkungan menjadi lebih aman dan terhindar adanya abrasi laut.  Suatu kegiatan tentunya tidak lepas dari hambatan-hambatan baik dalam proses persiapan ataupun pada saat pelaksanaan. Kendala yang ada dalam kegiatan penanaman mangrove diantaranya yaitu :
a. Daerah yang terdapat penanaman mangrove tempatnya jauh sehingga memerlukan kendaraan untuk mengambil bibit magrove yang akan ditanam. 
b.     Daerah tempat penanaman mangrove harus ada tempat air payau dan juga air asin.  
c.    Adanya kesulitan dalam menentukan waktu surut air laut
          Melihat kendala-kendala yang ditimbulkan dalam kegiatan penanaman mangrove, maka solusi yang bisa diterapkan untuk meminimalisir kendala yang ditimbulkan diantaranya yaitu : 
 Perlu adanya koordinasi antara kelompok KKN 29 dengan masyarakat desa serta  kepala desa terkait dengan cara yang dapat digunakan untuk mengambil tanaman magrove yang letaknya jauh dari posko serta memerlukan seseorang yang ahli dalam bidangnya untuk dapat menentukan waktu surut air laut agar pelaksanaan penanaman mangrove dapat berjalan dengan lancar.


penanaman mangrove oleh karang taruna

penanaman mangrove dengan salah satu siswa SD




mangrove yang telah ditanam
 
dokumentasi setelah penanaman mangrove
 
foto bersama dengan karang taruna, bapak SEKDES dan masyarakat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages