Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok KKN 29 pada hari ketiga, rabu 3 Juli 2019 adalah kunjungan religi ke Petilasan Jaka Tarub yang bertempat di dusun Mendris, desa Patereman kecamatan Modung, kabupaten Bangkalan. Kunjungan religi ke Petilasan Jaka Tarub meliputi ziarah makam, tempat pemandian Jaka Tarub, dan tempat tinggal Jaka Tarub. Dalam hal ini, kelompok KKN 29 melakukan tahlil bersama.
500 meter ke arah selatan dari area makan Jaka Tarub terdapat sendang. Menurut warga sekitar, sendang ini merupakan tempat turunnya tujuh bidadari ke bumi untuk mandi, sehingga membuat Jaka Tarub jatuh hati pada bidadari tersebut dan mencuri salah satu selendang bidadari. Dan menurut juru kunci mengatakan bahwa air tersebut memiliki banyak khasiat salah satunya membuat awet muda.
Tidak jauh dari tempat pemandian jaka tarub juga terdapat tempat tinggal atau tempat tidur yang pernah ditempati oleh jaka tarub kurang lebih 3 meter. tempat tidur tersebut kondisinya masih tetap kokoh walaupun usianya terbilang cukup lama. Saat ini, kondisi dari tempat tinggal jaka tarub ini dijadikan sebagai penyimpanan barang-barang tidak terpakai, dan terlihat cukup berantakan.
PRODUKSI RUMAHAN AIR MINERAL
Selanjutnya, kelompok KKN 29 melakukan kunjungan ke tempat produksi rumahan air minum yang bertempat di dusun Mendris, desa Patereman, kecamatan Modung, Bangkalan. Produksi rumahan air minum memiliki kandungan mineral dimana air mineral adalah air yang mengandung mineral
atau bahan-bahan larut lain yang mengubah rasa atau memberi nilai-nilai
terapi. Banyak kandungan Garam, sulfur, dan gas-gas yang larut di dalam
air ini. produksi rumahan air minum ini merupakan usaha perorangan yang dimiliki oleh salah satu warga dusun mendris yang harapannya dapat menjadi potensi unggulan bagi desa Patereman.
Usaha produksi air minum tersebut telah berbentuk badan usaha firma atau commanditaire vennootschape (cv). Usaha tersebut telah memiliki izin mendirikan usaha untuk mengelola dan memasarkan produknya. Merek air minum tersebut adalah BW (Back to Water). Usaha tersebut telah dimulai sejak lima tahun yang lalu dan masih berlangsung sampai saat ini. Namun, produksi air minum tersebut memiliki kelemahan dari segi pemasaran yaitu masih belum berkembang secara luas, yang mana konsumen air minum BW masih di wilayah desa Patereman dan sekitarnya. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya dana yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar